Pada suatu hari di masjid, Rasul kedatangan serombongan kafir yang
meminta untuk bertamu. Mereka berkata, Kami ini datang dari jarak yang
jauh, kami ingin bertamu kepada Engkau, Ya Rasulullah. Lalu Rasul
membawa para tetamu tersebut kepada para sahabatnya. Salah seorang kafir
yang bertubuh besar seperti raksasa tertinggal di masjid, kerana tidak
ada seorang sahabat pun yang mahu menerimanya. Dalam syair itu
disebutkan, ia tertinggal di masjid seperti tertinggalnya ampas di dalam
gelas. Mungkin para sahabat takut menjamu dia, kerana membayangkan
harus menyediakan bekas yang sangat besar.
Lalu Rasul membawa dan
menempatkannya di sebuah rumah. Dia diberi jamuan susu dengan
mendatangkan tiga ekor kambing dan seluruh susu itu habis diminumnya.
Dia juga menghabiskan makanan untuk lapan belas orang, sampai orang yang
ditugaskan melayani dia jengkel. Akhirnya pegawai itu menguncinya di
dalam. Tengah malam, orang kafir itu menderita sakit perut. Dia hendak
membuka pintu tapi pintu itu terkunci. Ketika rasa sakit tidak
tertahankan lagi, akhirnya orang itu mengeluarkan kotoran di rumah itu.
Setelah
itu, ia merasa malu dan terhina. Seluruh perasaan bergolak dalam
fikirannya.Dia menunggu sampai menjelang subuh dan berharap ada orang
yang akan membuka pintu. Pada saat subuh dia mendengar pintu itu
terbuka, segera saja dia lari keluar. Yang membuka pintu itu adalah
Rasulullah saw.
Rasul tahu apa yang terjadi kepada orang kafir
itu. Ketika Rasul membuka pintu itu, Rasul sengaja bersembunyi agar
orang kafir itu tidak merasa malu untuk meninggalkan tempat tersebut.
Ketika
orang kafir itu sudah pergi jauh, dia teringat bahawa azimatnya
tertinggal di rumah itu. Jalaluddin Rumi berkata, Kerasukan mengalahkan
rasa malunya.Keinginan untuk mendapatkan barang yang berharga
menghilangkan rasa malunya. Akhirnya dia kembali ke rumah itu.
Sementara
itu, seorang sahabat membawa tikar yang dikotori oleh orang kafir itu
kepada Rasul, Ya Rasulullah, lihat apa yang dilakukan oleh orang kafir
itu! Kemudian Rasul berkata, Ambilkan wadah, biar aku bersihkan. Para
sahabat meloncat dan berkata, ya Rasulullah, engkau adalah Sayyidul
Anam. Tanpa engkau tidak akan diciptakan seluruh alam semesta ini.
Biarlah kami yang membersihkan kotoran ini. Tidak layak tangan yang
mulia seperti tangan membersihkan kotoran ini. Tidak, kata Rasul,
ini adalah kehormatan bagiku. Para sahabat berkata, Wahai Nabi yang
namanya dijadikan sumpah kehormatan oleh Allah, kami ini diciptakan
untuk berkhidmat kepadamu. Kalau engkau melakukan ini, maka apalah
ertinya kami ini.
Begitu orang kafir itu datang ke tempat itu,
dia melihat tangan Rasulullah saw yang mulia sedang membersihkan kotoran
yang ditinggalkannya. Orang kafir tidak sanggup menahan emosinya. Ia
memukul-mukul kepalanya sambil berkata, Hai kepala yang tidak mempunyai
pengetahuan. Dia memukul-mukul dadanya sambil berkata, Wahai hati
yang tidak pernah memperoleh fail cahaya. Dia bergetar ketakutan
menahan rasa malu yang luar biasa. Kemudi-an Rasul menepuk bahunya
menenangkan dia. Singkat cerita, orang kafir itu masuk Islam.
Kisah Tamu Non-Muslim
20.48
Unknown
Posted in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Kisah Tamu Non-Muslim"
Posting Komentar